Dampak Suhu Panas Ekstrem di Texas, Amerika Serikat, Terhadap Warga Indonesia

Berita, Peristiwa50 Dilihat

Harian Memo

MEMO, Jakarta: Suhu panas ekstrem di wilayah Barat Negara Bagian Texas, Amerika Serikat, menimbulkan dampak yang signifikan bagi warga Indonesia yang tinggal di sana.

Dalam cuaca yang mencapai suhu hingga 43 derajat Celsius pada siang hari, suhu udara yang panas menyebabkan rasa tak tertahankan dan berpengaruh pada kesehatan serta kegiatan sehari-hari.

Amar Rizny Moshaf Riani, seorang mahasiswa Indonesia di Texas, mengungkapkan pengalamannya menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem ini, serta bagaimana warga setempat beradaptasi dengan menggunakan pendingin ruangan dan mengatur jam kerja.

Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi dampak suhu panas ekstrem di Texas terhadap warga Indonesia dan upaya yang dilakukan untuk menghadapinya.

Pengaruh Suhu Panas di Texas Terhadap Kesehatan Warga Indonesia

Warga Indonesia di wilayah Barat Negara Bagian Texas, Amerika Serikat, mengalami dampak dari suhu panas ekstrem. Suhu mencapai hingga 43 derajat Celsius saat siang hari.

Salah seorang mahasiswa Indonesia bernama Amar Rizny Moshaf Riani mengungkapkan, “Suhu udaranya sangat panas, terutama saat keluar rumah. Rasanya begitu menyengat.” Amar berbicara dengan Pro 3 RRI pada Selasa (27/6/2023) dan ia membandingkan suhu panas ini dengan suhu udara di Indonesia.

Menurutnya, meskipun ada angin bertiup, tetapi angin tersebut terasa panas di tubuh. “Di sini rasanya seperti berada di dalam oven,” tambahnya.

Strategi Pengatasi Suhu Panas Tinggi di Texas: Peran Pendingin Ruangan dan Pembatasan Waktu Kerja

Amar menjelaskan bahwa dalam kegiatan sehari-hari, warga Texas mengandalkan pendingin ruangan. Menurutnya, banyak warga di tempat tinggalnya di Houston jarang berjalan kaki.

Mereka lebih sering menggunakan mobil dengan pendingin udara dan saat masuk ke kantor atau rumah, pasti ada pendingin ruangan.

“Mereka banyak beraktivitas menggunakan mobil dengan fasilitas pendingin di dalam mobil. Kemudian masuk ke kantor atau rumah itu pasti ada pendingin ruangan,” jelas Amar.

Amar juga mengungkapkan bahwa suhu panas ekstrem ini sudah terjadi sejak sebulan yang lalu. Dia memperkirakan suhu panas akan semakin meningkat pada bulan-bulan mendatang, terutama di bulan Juli dan Agustus.

Dampak dari kondisi panas ekstrem ini adalah beberapa warga setempat terpaksa dirawat di rumah sakit. Mereka yang sakit disebabkan oleh banyak beraktivitas atau bekerja di luar rumah.

“Saya juga mendengar ada yang mengalami heat stroke. Suhu begitu panas sehingga mereka mengalami dehidrasi dan membutuhkan bantuan medis,” tambahnya.

Terkait kondisi panas yang terik ini, beberapa sekolah juga telah memberlakukan libur. Libur ini terjadi karena musim panas. “Beberapa sekolah libur karena summer break. Jadi, sekolah-sekolah sudah mulai libur sejak Juni hingga Agustus,” ungkap Amar.

Akses Gratis tiap pekan, Majalah Memo digital, e-Book Memo dan e-Course Memo Talenta , via Group WA Klikdisini, atau TELEGRAM Klikdisini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *