Data Terbaru: 1.778 Kejadian Bencana Terjadi di Indonesia pada Paruh Pertama 2023

Berita, Peristiwa52 Dilihat

Harian Memo.com

MEMO, Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah merilis data terbaru yang mengkhawatirkan.

Selama paruh pertama tahun 2023, Indonesia telah mengalami 1.778 kejadian bencana yang mengakibatkan kerugian jiwa, luka-luka, dan kerusakan yang signifikan. Banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor tetap menjadi bencana yang paling sering terjadi di negeri ini.

Laporan ini mengingatkan kita semua akan perlunya kewaspadaan dan persiapan menghadapi tantangan musim kemarau yang memuncak pada bulan Juni tahun ini.

Jenis Bencana yang Terjadi di Indonesia: Gempa Bumi, Erupsi Gunung, Banjir, dan Cuaca Ekstrem

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa sejak Januari hingga Juni 2023 terjadi sebanyak 1.778 kejadian bencana. Informasi ini disampaikan oleh Prasinta Dewi, Deputi Bidang Pencegahan BNPB.

Prasinta Dewi menyatakan bahwa jenis bencana alam yang terjadi masih didominasi oleh banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor. Dari kejadian tersebut, terjadi kerugian berupa 156 jiwa meninggal dunia, delapan orang hilang, 5.496 orang luka-luka, dan terdampak.

Prasinta juga menyebutkan jenis bencana yang terjadi, yaitu 15 kali gempa bumi, dua kali erupsi gunung api, 658 kali banjir, dan 605 kali cuaca ekstrem. Selain itu, terjadi juga 321 kali tanah longsor, 154 kali kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 18 kali gelombang pasang dan abrasi, serta lima kasus kekeringan.

Prasinta menjelaskan bahwa frekuensi kebakaran hutan dan lahan meningkat setiap minggunya. Pada Mei, hanya terjadi satu kasus pada minggu pertama, namun jumlahnya meningkat menjadi 18 kasus pada minggu pertama bulan Juni.

Peringatan Musim Kemarau: Waspadai Bencana Hidrometeorologi di Indonesia

Prasinta menyebutkan bahwa musim kemarau menjadi pemicu tingginya bencana hidrometeorologi. Oleh karena itu, semua pihak diharapkan tetap waspada dan siap menghadapi puncak musim kemarau yang terjadi pada bulan Juni 2023.

Prasinta mengungkapkan bahwa enam provinsi telah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla. Enam provinsi tersebut adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

Prasinta juga menyebutkan bahwa sejumlah langkah pencegahan berbasis masyarakat telah disiapkan, seperti kajian risiko bencana, pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana, dan relawan desa.

Prasinta menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat untuk memitigasi karhutla di seluruh daerah. Oleh karena itu, BNPB bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Geologi, dan Pemerintah Daerah.

Tingginya jumlah kejadian bencana yang terjadi di Indonesia selama paruh pertama tahun 2023, sebanyak 1.778 kejadian, menimbulkan kerugian yang signifikan bagi masyarakat.

Bencana alam seperti banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor terus mendominasi, dengan frekuensi kebakaran hutan dan lahan juga mengalami peningkatan.

Prasinta Dewi, Deputi Bidang Pencegahan BNPB, menekankan pentingnya langkah pencegahan berbasis masyarakat, edukasi, serta kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya memitigasi dan mengurangi risiko bencana di seluruh daerah.

Peringatan untuk tetap waspada dan bersiap menghadapi puncak musim kemarau pada bulan Juni juga menjadi hal yang harus diperhatikan oleh semua pihak.

Akses Gratis tiap pekan, Majalah Memo digital, e-Book Memo dan e-Course Memo Talenta , via Group WA Klikdisini, atau TELEGRAM Klikdisini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *