Fenomena Hujan di Awal Musim Kemarau: Penjelasan BMKG tentang Faktor Atmosfer yang Mempengaruhi

Berita, Peristiwa67 Dilihat

Harian Memo

MEMO, Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa dinamika atmosfer pada skala regional hingga lokal memiliki peran signifikan dalam memicu pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia pada awal musim kemarau.

Faktor-faktor seperti aktivitas gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial, serta pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia, menjadi penyebab terjadinya potensi hujan.

BMKG menganjurkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah mitigasi menghadapi potensi hujan lebat hingga sangat lebat.

Faktor-Faktor Dinamika Atmosfer yang Memicu Pertumbuhan Awan Hujan di Indonesia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa fenomena atmosfer pada skala regional hingga lokal menyebabkan kemungkinan hujan di beberapa daerah Indonesia pada awal musim kemarau.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, di Jakarta pada hari Selasa.

Ia menjelaskan bahwa beberapa faktor dinamika atmosfer skala regional hingga lokal saat ini berperan signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan, yang mengakibatkan potensi hujan di beberapa wilayah dalam seminggu terakhir, dan bahkan dalam beberapa hari mendatang.

Dampak Pola Belokan dan Perlambatan Angin Terhadap Pertumbuhan Awan Hujan di Wilayah Utara Indonesia

Guswanto mengatakan bahwa salah satu faktor dinamika atmosfer yang mempengaruhi pertumbuhan awan hujan adalah aktivitas gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial di sekitar Indonesia.

Selain itu, belokan dan perlambatan angin di wilayah Indonesia bagian utara, yang disebabkan oleh pola sirkulasi di Laut China Selatan dan utara Sulawesi, juga dapat memicu pertumbuhan awan hujan.

“BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya mitigasi terhadap potensi hujan lebat hingga sangat lebat di sekitar mereka,” ujar Guswanto.

Ia menjelaskan bahwa cuaca dan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor dinamika atmosfer, baik dari skala lokal, regional, maupun global. Menurutnya, pada awal Juli 2023, faktor dinamika atmosfer global yang aktif adalah El Nino dengan kategori lemah.

Akses Gratis tiap pekan, Majalah Memo digital, e-Book Memo dan e-Course Memo Talenta , via Group WA Klikdisini, atau TELEGRAM Klikdisini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *