Fenomena Terkini: Sel Terorisme Indonesia Ubah Pendekatan dengan Kejutan!

Harian Memo

HARIAN MEMO, Jakarta: Perubahan pola pergerakan sel terorisme dan penurunan serangan di Indonesia menjadi sorotan setelah BNPT mengungkap dampak dari penindakan aparat kepolisian.

Sel-sel terorisme kini beralih ke pendekatan lunak dengan menggunakan simbol-simbol keagamaan sebagai topeng, namun gerakan ideologis mereka tetap terstruktur dan masif.

BNPT memperingatkan tentang bahaya narasi keagamaan teroris yang memengaruhi masyarakat, serta menegaskan bahwa kerja sama multi-stakeholder dan kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam memutus mata rantai radikalisme dan terorisme.

Penindakan Polisi Berdampak Besar, Perubahan Pola Gerakan Teroris Terungkap

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengumumkan bahwa terdapat perubahan dalam pola pergerakan sel terorisme dan jumlah serangan teror di Indonesia mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh penindakan yang massif dari aparat kepolisian.

Kepala BNPT, Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel Rycko, menyatakan, “Sel-sel terorisme kini mengubah pola gerakan mereka, dari pendekatan keras menjadi pendekatan lunak, dimana mereka menggunakan simbol-simbol keagamaan sebagai topeng. Namun, di balik permukaan, mereka tetap melakukan pergerakan ideologis secara besar-besaran dan terorganisir.” Hal ini diungkapkan dalam keterangan persnya pada Rabu (12/7/2023).

Rycko menjelaskan bahwa penurunan serangan teror oleh kelompok teroris di Indonesia antara tahun 2018 hingga 2022 dapat dianalogikan dengan teori gunung es. Kelompok teroris ini tidak lagi secara terang-terangan menunjukkan keberadaannya melalui serangan fisik.

“Para teroris kini menggunakan pendekatan yang lebih lunak. Mereka menyampaikan pesan-pesan mereka melalui narasi dan simbol keagamaan,” ujar Rycko.

Kepala BNPT Peringatkan Bahaya Narasi Keagamaan Teroris yang Memengaruhi Masyarakat

Selanjutnya, Rycko mengungkapkan bahwa banyak masyarakat yang terpengaruh oleh narasi keagamaan yang dibawa oleh para teroris. Yang mengkhawatirkan, banyak dari mereka secara sadar setuju untuk menggunakan kekerasan atas nama agama.

Akses Gratis tiap pekan, Majalah Memo digital, e-Book Memo dan e-Course Memo Talenta , via Group WA Klikdisini, atau TELEGRAM Klikdisini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *