HARIAN MEMO, Jakarta:Industri tekstil Indonesia menghadapi ancaman serius akibat perlambatan ekonomi global dan pergeseran otomatisasi, yang berpotensi menyebabkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor ini, seperti yang diungkapkan oleh Ketua Apindo.
Perlambatan Ekonomi Global dan Pergeseran Otomatisasi Mengancam Industri Tekstil
Dampak negatif perlambatan ekonomi global yang terus berlanjut hingga tahun 2023 sangat dirasakan oleh industri tekstil.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bahkan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mungkin terjadi di sektor ini.
Ketua Apindo Ungkap Ancaman PHK dan Tantangan Industri Tekstil di Tengah Krisis
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaya Kamdani, mengemukakan, “Saya awalnya berpikir bahwa PHK akan berkurang tahun ini setelah hampir mencapai satu juta pada tahun lalu. Namun, ternyata masih banyak faktor yang mempengaruhi industri tekstil saat ini.”
Pernyataan tersebut disampaikan Shinta dalam acara peluncuran Trade Expo Indonesia 2023 yang berlangsung di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, pada hari Senin (10/7/2023).
Menurut Shinta, faktor-faktor yang memengaruhi tidak hanya sebatas perlambatan ekonomi global, tetapi juga termasuk masalah banjirnya barang impor ilegal dan pergeseran otomatisasi di sektor industri tekstil yang menggantikan tenaga manusia.
“Ini adalah hal yang harus diantisipasi. Kita perlu mencari solusi dan memperkirakan jumlah PHK yang kemungkinan terjadi. Saya sudah berdiskusi dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia,” jelas Shinta.
Akses Gratis tiap pekan, Majalah Memo digital, e-Book Memo dan e-Course Memo Talenta , via Group WA Klikdisini, atau TELEGRAM Klikdisini