Inflasi Tinggi di Jateng, Solusi Pangan Murah Terungkap

Berita, Pemerintah38 Dilihat

Harian Memo.com

MEMO,Sragen:    Inflasi yang meningkat di Jawa Tengah menjadi perhatian serius. Namun, sebuah solusi inovatif dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM) kini menghadirkan harapan bagi masyarakat dalam menghadapi kenaikan harga pangan.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana GPM bekerja untuk menjaga stabilitas harga dan menjaga daya beli konsumen.

Penanganan Inflasi di Jawa Tengah dengan Gerakan Pangan Murah (GPM)

Pada bulan September 2023, terjadi inflasi di enam kota yang tergabung di Jawa Tengah. Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatatkan kenaikan sebesar 0,41% (bulan ke bulan).

Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Agustus 2023 yang hanya mencapai 0,03% (bulan ke bulan), dan juga melebihi tingkat inflasi nasional sebesar 0,19% (bulan ke bulan).

Penanganan Inflasi di Jawa Tengah dengan Gerakan Pangan Murah (GPM)

Salah satu penyebab meningkatnya inflasi pada periode ini adalah naiknya harga beras akibat penurunan produksi padi akibat cuaca El Nino.

Selain itu, pengurangan impor beras dari negara produsen juga ikut mendorong kenaikan harga beras di dalam negeri.

Dalam menghadapi situasi ini, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia mengadakan Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk mengurangi tekanan kenaikan harga pangan. GPM ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan.

Pada bulan ini, GPM dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2023 di Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta, dan melibatkan PT Sri Rejeki Isman Tbk (PT Sritex) serta instansi lain seperti Dinas Pertanian dan Pangan Kota Surakarta, serta Dinas Pangan Kabupaten Sukoharjo.

Ndari Sujarningsih, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, menjelaskan bahwa tujuan dari GPM adalah untuk memastikan masyarakat dapat mengakses pangan-pangan strategis dengan harga di bawah harga pasar.

Pemilihan lokasi GPM di kecamatan dan perusahaan padat karya bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat agar tidak terdampak oleh kenaikan harga.

Ndari juga menyebutkan beberapa komoditas utama yang disediakan dalam GPM, termasuk beras (10 ton), minyak goreng (2.500 liter), gula pasir (1 ton), tepung beras (300 kg), tepung terigu (40 kg), telur ayam ras (2 ton), cabe (200 kg), bawang merah (500 kg), dan bawang putih (500 kg). Penyediaan komoditas pangan ini didukung oleh BULOG, Rajawali Nusantara Indonesia, Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Jateng Agro Berdikari, gapoktan, serta sektor swasta.

Akses Gratis tiap pekan, Majalah Memo digital, e-Book Memo dan e-Course Memo Talenta , via Group WA Klikdisini, atau TELEGRAM Klikdisini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *