Kabupaten Banyumas Berhasil Redakan Stunting, Begini Rahasianya

Berita, Jawa Tengah31 Dilihat

Harian Memo.com

MEMO,Purwokerto:  Kisah sukses penanganan stunting di Kabupaten Banyumas telah terungkap! Dalam upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-59, Pj Bupati Hanung Cahyo Saputro membagikan rahasia strategi yang berhasil menurunkan prevalensi balita stunting.

Dengan fokus pada edukasi dan gerakan kesehatan masyarakat, Kabupaten Banyumas berhasil mencatat penurunan signifikan. Simak rincian lengkapnya untuk mendapatkan wawasan yang mendalam.

Pj Bupati Ungkap Strategi Sukses Menurunkan Prevalensi Balita Stunting

Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Dinas Kesehatan mengadakan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 Tingkat Kabupaten Banyumas di Komplek Manadala Wisata Baturraden pada Senin (13/11/2023).

Upacara tersebut dipimpin oleh Penjabat (Pj) Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro, dan dihadiri oleh jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, kepala puskesmas, direktur rumah sakit, serta perwakilan organisasi profesi di bidang kesehatan.

Pencapaian Luar Biasa: Kabupaten Banyumas Tekan Stunting, Tips dan Triknya.

Dalam amanatnya, Pj Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro menekankan pentingnya penanganan masalah balita stunting sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan Indonesia Maju dengan sumber daya kesehatan yang berkualitas. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi balita stunting di Kabupaten Banyumas mengalami penurunan dari 21,6 persen pada tahun 2021 menjadi 16,16 persen pada tahun 2022. Meskipun demikian, Kabupaten Banyumas masih berada di peringkat ke-11 di Jawa Tengah untuk kasus stunting.

Hanung Cahyo Saputro menegaskan perlunya penanganan serius terhadap masalah stunting ini untuk mencapai target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024. Ia mengajak seluruh tim Penggerak PKK di Banyumas untuk memaksimalkan peran kader PKK hingga tingkat desa dalam memberikan edukasi kepada remaja dan orang tua mengenai pendewasaan usia perkawinan serta mengedukasi pasangan usia subur yang belum mengikuti program Keluarga Berencana (KB).

Selain itu, Hanung Cahyo Saputro juga mendorong peningkatan gerakan ke Posyandu dan Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) untuk memantau pertumbuhan balita, mendeteksi dini stunting, dan penyakit penyerta pada bayi baru lahir. Ia menambahkan bahwa peningkatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bergizi yang murah dan mudah didapat serta optimalisasi kerja tim pendamping keluarga juga merupakan hal penting.

Akses Gratis tiap pekan, Majalah Memo digital, e-Book Memo dan e-Course Memo Talenta , via Group WA Klikdisini, atau TELEGRAM Klikdisini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *