MEMO, Istanbul: Para pejabat Ukraina telah mengadakan pertemuan penting untuk membahas kemungkinan serangan teroris di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.
Dalam pertemuan tersebut, pihak Ukraina mengklaim bahwa Rusia sedang mempertimbangkan serangan tersebut.
PLTN Zaporizhzhia, yang merupakan salah satu yang terbesar di Eropa, berada di bawah kendali Rusia sejak perang Ukraina dimulai. Penelitian dan perencanaan yang cermat diperlukan untuk merespons potensi bahaya yang mengancam.
Kerja Sama Antara Pihak Militer dan Industri Energi untuk Analisis dan Perencanaan di PLTN Zaporizhzhia
Pada hari Senin (3/7), para pejabat Ukraina membahas kemungkinan skenario masa depan terkait Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. Mereka mengklaim bahwa Rusia sedang mempertimbangkan “serangan teroris” terhadap PLTN tersebut.
Informasi Intelijen Terkait Ancaman Serangan Teroris di PLTN Zaporizhzhia
Dalam pertemuan para pejabat tinggi, diputuskan untuk melakukan pertukaran informasi antara pihak militer dan industri energi guna menganalisis, merencanakan, dan meramalkan kemungkinan peristiwa yang terjadi di PLTN Zaporizhzhia. Hal ini disampaikan melalui pernyataan dari Staf Umum Ukraina di Facebook.
Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa pertemuan tersebut dihadiri oleh Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Valerii Zaluzhnyi, Kepala Staf Umum Ukraina, Serhiy Shaptala, kepala penyedia energi nuklir nasional Ukraina, Petro Kotin, dan kepala PLTN Rivne, Pavlo Kovtoniuk.
Dalam pernyataannya, mereka menyepakati kerja sama yang erat dalam mengambil tindakan yang tepat waktu untuk menanggapi situasi tertentu.
Pada tanggal 24 Juni, Zelenskyy, Presiden Ukraina, mengungkapkan bahwa intelijen Ukraina mendapatkan informasi bahwa Rusia sedang mempertimbangkan “serangan teroris” terhadap PLTN Zaporizhzhia yang dapat menyebabkan kebocoran radiasi.
Akses Gratis tiap pekan, Majalah Memo digital, e-Book Memo dan e-Course Memo Talenta , via Group WA Klikdisini, atau TELEGRAM Klikdisini
