MEMO jakarta: Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang menghebohkan tentang makan plasenta setelah melahirkan dan klaim bahwa hal tersebut memberikan banyak manfaat kesehatan.
Namun, seiring penelusuran Jalahoaks, terungkap bahwa unggahan tersebut sebenarnya telah diulas. Makan plasenta, yang juga dikenal sebagai placentophagy, telah menjadi sebuah tradisi yang diikuti oleh beberapa kalangan.
Namun, hingga saat ini klaim mengenai manfaat kesehatan makan plasenta masih belum terbukti.
Dampak dan Risiko Makan Plasenta yang Harus Diperhatikan
Sebuah video yang beredar di media sosial Facebook mengisahkan tentang makan plasenta setelah melahirkan dan klaim bahwa hal itu memberikan banyak manfaat kesehatan.
Namun, setelah dilakukan penelusuran, terungkap bahwa unggahan tersebut sebenarnya telah diulas oleh Jalahoaks.
Makan plasenta, yang juga dikenal sebagai placentophagy, adalah sebuah tradisi yang diikuti oleh beberapa kalangan.
Namun, sampai saat ini belum ada bukti yang dapat mendukung klaim mengenai manfaat kesehatan dari makan plasenta.
Efek Sugesti atau Fakta? Manfaat yang Dirasakan Usai Mengonsumsi Plasenta
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu, disebutkan bahwa berbagai manfaat yang dirasakan setelah mengonsumsi plasenta sebenarnya hanyalah efek sugesti karena keyakinan terhadapnya.
Selain klaim manfaat yang belum terbukti, terdapat juga beberapa dampak negatif yang dapat terjadi setelah makan plasenta.
Misalnya, seseorang dapat mengalami mual atau muntah akibat bau dan rasa tidak enak dari plasenta tersebut.
Selain itu, makan plasenta juga dapat meningkatkan kontraksi rahim dan menyebabkan sensasi panas di dada, leher, atau wajah. Selain itu, ada peningkatan risiko terjadinya infeksi.
Dalam beberapa kasus, diketahui bahwa makan plasenta dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri Streptococcus pada bayi.
Akses Gratis tiap pekan, Majalah Memo digital, e-Book Memo dan e-Course Memo Talenta , via Group WA Klikdisini, atau TELEGRAM Klikdisini