Penemuan Terkini: Jenazah Remaja di Desa Mojoranu Ditemukan dalam Keadaan Terbungkus Karung

Harian Memo.com

MEMO, MOjokerto: Dalam sebuah autopsi yang dilakukan oleh tim Dokter Polisi RS Bhayangkara Polda Jatim, terungkap adanya kekerasan yang menjadi penyebab kematian seorang remaja di Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko.

Jenazah remaja tersebut ditemukan terbungkus karung di dekat rel Kereta Api setelah menghilang sejak 15 Mei lalu.

Tim dokter forensik menemukan bekas luka kekerasan di leher bagian depan sebelah kiri korban, menunjukkan kemungkinan korban dicekik.

Meskipun belum dapat dipastikan apakah dua pelaku yang telah ditangkap bertanggung jawab atas pembunuhan ini, penemuan tanda kekerasan juga pada lengan kanan korban menimbulkan dugaan lain.

Autopsi juga melibatkan pengujian DNA untuk memastikan identitas korban yang sulit dikenali karena kondisinya yang tinggal tulang.

Penyebab Kematian Remaja di Desa Mojoranu Diduga Akibat Dicekik, Ungkap Tim Dokter Forensik

Setelah ditemukan terbungkus karung di parit dekat rel Kereta Api (KA) Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, jenazah AE, yang berusia 15 tahun, saat ini sedang menjalani autopsi oleh tim Dokter Polisi RS Bhayangkara Polda Jatim pada hari Selasa (13/6) siang.

Proses Autopsi pada Jenazah AE, 15 Tahun, Dilakukan untuk Mencari Penjelasan Kematian Misterius

Autopsi dilakukan untuk mengungkap penyebab kematian korban setelah ia dinyatakan hilang sejak 15 Mei yang lalu.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan di kamar jenazah RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto, tim dokter forensik mengungkapkan bahwa kematian korban diduga disebabkan oleh dicekik.

Hal ini terlihat dari adanya bekas luka kekerasan di leher bagian depan sebelah kiri korban.

“Kesimpulan sementara adalah korban meninggal akibat kekerasan pada leher bagian depan sebelah kiri. Kemungkinan besar karena dicekik.

Setelah melihat luka-lukanya, terlihat seperti luka yang disebabkan oleh tangan,” ungkap dr. Mustika Chasanatusy Syarifah, seorang ahli forensik dari RS Bhayangkara Polda Jatim setelah autopsi.

Namun, Mustika belum dapat memastikan dengan pasti apakah korban dibunuh oleh dua pelaku yang telah ditangkap oleh Polres Mojokerto Kota pada Senin (12/5) malam.

Hal ini disebabkan oleh adanya luka juga pada lengan kanan korban.

“Kami juga menemukan tanda-tanda kekerasan di lengan kanan,” tambahnya.

Selain mencari penyebab kematian, proses autopsi juga melibatkan pengujian DNA kedua orang tua korban.

Ayah korban, AU, yang mengawal jenazah di RSUD, diminta untuk menjalani uji sampel DNA oleh tim dokter RS Bhayangkara.

Pengujian sampel ini bertujuan untuk memastikan apakah korban benar-benar adalah putri mereka yang hilang sejak 15 Mei yang lalu.

“Tujuannya adalah untuk mencocokkan identitas korban karena wajahnya sudah tidak dapat dikenali. Tubuhnya juga hanya tinggal tulang yang tersisa.

Dalam rangka memastikannya secara ilmiah, diperlukan tes DNA,” tambahnya.

Selain itu, dalam pemeriksaan tersebut, tim dokter juga menemukan beberapa barang yang masih menempel di tubuh korban, seperti kemeja berlengan panjang berwarna hitam, celana putih, dan jilbab hitam.

“Ini adalah deskripsi pakaian yang dikenakan korban, termasuk kemeja lengan panjang berwarna hitam, celana putih, dan jilbab hitam,” tutupnya.

Autopsi yang dilakukan terhadap jenazah remaja di Desa Mojoranu mengungkapkan bahwa kematian korban disebabkan oleh kekerasan di leher bagian depan sebelah kiri.

Ada dugaan bahwa korban mungkin dicekik berdasarkan bekas luka yang ditemukan.

Namun, belum dapat dipastikan apakah dua pelaku yang telah ditangkap bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Autopsi juga melibatkan pengujian DNA untuk memastikan identitas korban yang sulit dikenali. Proses autopsi ini diharapkan dapat membantu mengungkap kebenaran di balik kematian tragis remaja tersebut.

Akses Gratis tiap pekan, Majalah Memo digital, e-Book Memo dan e-Course Memo Talenta , via Group WA Klikdisini, atau TELEGRAM Klikdisini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *