MEMO,Jakarta: Presiden Jokowi mengungkapkan visi dan tantangan menuju Indonesia Emas 2045 dalam rapat bersama Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).
Dalam acara tersebut, beliau menyoroti pentingnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan upaya bersama untuk mencapai tujuan besar ini.
Simak selengkapnya untuk memahami bagaimana Indonesia bergerak menuju masa depan yang cemerlang.
Tantangan dan Program Prioritas dalam Rencana Indonesia Emas 2045
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa ada banyak tantangan yang perlu diatasi dalam rangka mencapai Indonesia Emas 2045.
Beliau menyampaikan hal ini dalam Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang diselenggarakan di Grand Ballroom Minhaajurrosyidiin di Jakarta Timur pada hari Selasa, 7 November 2023.
Presiden Jokowi dan LDII Bersatu untuk Menghadapi Masa Depan Gemilang
Acara rakernas ini memiliki tema “Mewujudkan SDM Profesional Religius dalam Konteks NKRI demi Mencapai Indonesia Emas 2045.” Presiden Jokowi hadir bersama sejumlah pejabat, termasuk Menko PMK Muhadjir Effendy dan Menhan Prabowo Subianto.
Turut hadir juga dalam acara ini adalah Mendag Zulkifli Hasan, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Presiden mengungkapkan, “Kita memang diberikan kesempatan berharga karena bonus demografi pada tahun 2030-an. Kesempatan semacam ini jarang diberikan oleh negara.”
Presiden menjelaskan bahwa kesempatan tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik atau tidak tergantung pada bagaimana LDII telah berkontribusi dalam pengembangan Sumber Daya Manusia.
Beliau menekankan bahwa LDII telah berperan penting dalam aspek-aspek seperti kebangsaan, keagamaan, pendidikan, dan kesehatan, sehingga karakter individu yang benar-benar Indonesia dapat terbentuk.
Presiden juga menyatakan bahwa perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 bukanlah hal yang mudah. Beliau memberikan contoh bahwa di Amerika Latin, banyak negara gagal naik kelas menjadi negara maju.
Presiden menyampaikan, “Pada tahun 60-an dan 70-an, beberapa negara di Amerika Latin telah mencapai status negara berkembang, tetapi hingga saat ini mereka masih tetap berada dalam kategori tersebut. Bahkan beberapa di antaranya malah terjerumus menjadi negara miskin karena mereka tidak memanfaatkan kesempatan yang diberikan.”
Akses Gratis tiap pekan, Majalah Memo digital, e-Book Memo dan e-Course Memo Talenta , via Group WA Klikdisini, atau TELEGRAM Klikdisini